This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, November 20, 2020

FITNAH MUNCUL DARI AHLUL BAIT

FITNAH MUNCUL DARI AHLUL BAIT 

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عُثْمَانَ بْنِ
 سَعِيدٍ الْحِمْصِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ، حَدَّثَنِي الْعَلاَءُ بْنُ عُتْبَةَ، عَنْ عُمَيْرِ بْنِ هَانِئٍ الْعَنْسِيِّ، قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ، يَقُولُ كُنَّا قُعُودًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَ الْفِتَنَ فَأَكْثَرَ فِي ذِكْرِهَا حَتَّى ذَكَرَ فِتْنَةَ الأَحْلاَسِ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا فِتْنَةُ الأَحْلاَسِ قَالَ ‏ "‏ هِيَ هَرَبٌ وَحَرْبٌ ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي وَلَيْسَ مِنِّي وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِيَ الْمُتَّقُونَ ثُمَّ يَصْطَلِحُ النَّاسُ عَلَى رَجُلٍ كَوَرِكٍ عَلَى ضِلَعٍ ثُمَّ فِتْنَةُ الدُّهَيْمَاءِ لاَ تَدَعُ أَحَدًا مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ لَطَمَتْهُ لَطْمَةً فَإِذَا قِيلَ انْقَضَتْ تَمَادَتْ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا حَتَّى يَصِيرَ النَّاسُ إِلَى فُسْطَاطَيْنِ فُسْطَاطِ إِيمَانٍ لاَ نِفَاقَ فِيهِ وَفُسْطَاطِ نِفَاقٍ لاَ إِيمَانَ فِيهِ فَإِذَا كَانَ ذَاكُمْ فَانْتَظِرُوا الدَّجَّالَ مِنْ يَوْمِهِ أَوْ مِنْ غَدِهِ ‏"

Hadits di atas ada pada (HR. Ahmad [no.5892] dan Abu Daud [no.3704]), 

Terjemah globalnya:
*_“Suatu saat kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW. Beliau berbicara tentang fitnah-fitnah dan beliau juga memperbanyak ceritanya, sampai beliau berkisah tentang fitnah Al Ahlas. Maka seseorang bertanya, ‘Apakah itu fitnah Al Ahlas? Rasulullah menjawab, (Yaitu fitnah) ketika orang-orang saling bermusuhan dan terjadi pertempuran. Kemudian fitnah (sarra’) kesenangan, yang asap fitnahnya akan disulut dari sela-sela kaki seseorang dari kalangan ahlul bait. Ia mengaku keturunanku, padahal ia bukan dariku. Sesungguhnya para waliku (keluargaku) adalah seseorang yang bertakwa. Lalu, orang-orang berdamai pada satu orang layaknya pangkal paha yang bertumpuk di tulang rusak (bersepakat dengan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan).  Kemudian fitnah (duhaima’) orang yang buruk, yang mana tiadalah seorangpun tertinggal, kecuali fitnah itu akan menimpanya. Artinya semua orang tidak luput dari terhantam fitnah ini). Dan ketika fitnah itu dianggap telah usai, ternyata fitnah itu justru kian berlanjut. Hingga seorang lelaki akan beriman di pagi hari, kemudian ia menjadi kafir di sore harinya. Lalu manusia akan terbagi menjadi dua kelompok, sekelompok orang yang benar-benar beriman tanpa kemunafikan dalam keimanan mereka, dan kelompok orang yang penuh dengan kemunafikan dalam imannya. Dan jika kalian mengalami kondisi itu, maka tunggulah kedatangan Dajjal di hari itu atau keesokan harinya._*

Penjelasan kata :
*Ahlas:* mufrodnya hilsun, artinya pelana kuda, maksudnya fitnah ini selalu menempel pada manusia, sebagaimana menempelnya pelana kuda pada pantat manusia.

*Sarra’* lawan dlorro’ : yaitu kelapangan hidup, kesenangan, yakni kesenangan dan kelapangan hidup yang membuat lupa kepada Allah, lupa pada kebenaran, pada nilai-nilai kemanusiaan dll

*Duhaima’:* jamak dari dahiimun (yang kelam/yang hitam . yaitu orang yang berprilaku buruk sebagai biang permusuhan, perpecahan dan peperangan.

Syaikh al-Mulla ‘Ali al-Qari’ dalam _Mirqatul Mafatih_ menjelasksan maksud dari fitnah sarra’ adalah fitnah karena banyak yang bermegah-megahan hingga lupa dan jatuh dalam perilaku maksiat. Karunia kenikmatan tersebut membuatnya jatuh dalam kemaksiatan.

Pada akhir zaman, fitnah sarra’ ini yang dikatakan dalam hadis di atas berasal dari ahli bait Rasulullah. Syaikh Ali al-Qari menggambarkan mereka sebagai orang yang mengaku keturunan Nabi secara nasab, tapi tidak mencerminkan akhlak yang baik.
Munculnya beberapa golongan orang yang mengaku keturunan Nabi secara Nasab tapi tidak secara akhlak inilah merupakan salah satu ujian akhir zaman yang harus diwaspadai oleh umat Muslim sebagaimana diterangkan Rasulullah dalam hadisnya.

Terjadinya fitnah sarra’ ini diawali oleh seorang yang secara nasab bersambung kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam (Ahlul Bait). Namun perilakunya yang menyebabkan bencana ini menjadikannya tidak bisa dianggap bagian darinya. Ini persis sebagaiman yang Allah ta’ala firmankan terhadap Nabi Nuh, sebab prilaku anaknya;

إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ
_"Sesungguhnya ia (anakmu yang durhaka) bukanlah Keluargamu, krna sesungguhnya prilakunya begitu buruk."_ (Q.S. Huud; 46) 


Senada dengan hal itu, sabdanya,
إِنَّمَا أَوْلِيَائِي الْمُتَّقُونَ
_"Sesungguhnya Orang-Orang yang Kukasihi hanyalah Al-Muttaqun (Yang Bertakwa)."_ (HR. Thabrani