1. Imam Al-ghazali menerangkan: ada sebuah hadits yang menerangkan bahawa pada suatu peristiwa Rasulullah SAW mendengar seseorang yang mengucapkan doa seperti yang tersebut diatas lalu Rasulullah SAW berkata: demi diriku yang dijadikan Allah, sesungguhnya dia berdoa dengan ismul a’zam. Apabila meminta dengannya nescaya diberi Allah dan apabila berdoa dengannya, nescaya diperkenan Allah
2. Ismul a’zam yg digunakan Zaid bin Harisah dlm kisahnya beliau berhadap dgn musuhnya yg ganas dgn pedang terhunus lalu berkata “bersiaplah hai Zaid utk mati”, lalu Zaid menjawab, “tunggulah sebentar aku hendak solat”. lalu Zaid solat 2 rakaat lalu berdoa apabila selesai dan dia membaca doa ini:
“ALLAHUMA YAA WADUUD YAA WADUUD YAA WADUUD YAA ARSJIL MAJIID YAA MUBDII-U YAA MU’IID YAA FA’AAL UL LIMAA YURIID. ‘ASALUKA BINUURI WAJHIKAL LADZII MALA-A ARKAANA ‘ARSYIKA WA BIQUDRATIKAL LATII BIHAA ALAA JAMII-I KHALKIKA WA BIRAHMATIKAL LATII WASI’AT KULLA SYAIIN LAA ILAAHA ILLA ANTA YAA GHAYYAATSAL MUS-TAGHIISTIINA AGHITSNII YAA GHAYYAATSAL MUS-TAGHIISTIINA AGHITSNII YAA GHAYYAATSAL MUS-TAGHIISTIINA AGHITSNII. ”
ALLAHUMA YAA WADUUD YAA WADUUD YAA WADUUD
Ya Allah Yang Maha Pengasih
YAA ARSJIL MAJIID
Tuhan yg memliki arasy yg mulia
YAA MUBDII-U YAA MU’IID
tuhan yg menzahirkan dan yg mengembalikan
YAA FA’AAL UL LIMAA YURIID
tuhan yg membuat apa yg Dia inginkan
‘ASALUKA BINUURI WAJHIKAL LADZII MALA-A ARKAANA ‘ARSYIKA
aku bermohon kpd-Mu dan nur zat-Mu yg memenuhi seluruh arasy-Mu
WA BIQUDRATIKAL LATII BIHAA ALAA JAMII-I KHALKIKA
dan dgn kudrat-Mu yg telah Engkau anugerahkan kpd seluruh makhluk-Mu
WA BIRAHMATIKAL LATII WASI’AT KULLA SYAIIN
dan sgn rahmat-Mu yg meluas kpd taip-tiap sesuatu
LAA ILAAHA ILLA ANTA
tiada tuhan selain Engkau hai tuhanku
YAA GHAYYAATSAL MUS-TAGHIISTIINA AGHITSNII
tuhan yg memberi pertolongan kpd yg meminta tolong, berilah aku pertolongan
lalu dtg seorang yg tidak dikenali mengendari kuda dgn pedang terhunus, bertempurlah musuh Zaid dgn pemuda baru tersebut, maka tergulinglah musuh Zaid itu lalu pendatang itu berkata, ” Ketika engkau berdoa pertama kalinya aku berada di langit ke-7 dan diperintahkan Jibrail utk turun membantumu, ketika engkau membaca kali ke-2 aku telah berada di kaki langit, ketika engkau membaca ke-3 kalinya aku telah berada di depan musuh mu, ketahuilah hai Zaid bahwa sesiapa yg membaca doamu ini akan diperkenankan Allah saat itu juga. Ketika Zaid pulang ke madinah dia lalu mengabarkan berita itu kpd RAsulullah s.a.w dan RAsulullah menjawab, “Hai Zaid, engkau telah diajari Allah kalimat isim a’zam(ismul a’zam). Siapa berdoa dgnnya akan diperkenankan dan siapa meminta dgnnya akan diberi dgn segera
(dipetik dari kitab Syamsul Ma’rifat juz II halaman 465)
tetapi doa ini kadang-kala membuatkan seseorang itu berasa panas (hendak marah) jadi perlulah di mulai atau disusuli oleh selawat atau surah al-Fatihah atau Ayatul kursi
Inilah Himpunan Nama-Nama Allah Yang Teragung dari 5 kitab-kitab muktabar yang disebut tadi.
Allah
Ya Allah
Allahumma
Allah Hu
Huwallah
Ya Hu
Hu
Ilahi
Ilahana
Rabb Rabb
Ya Rabbi Ya Rabbi
Rabbana
La Ilaha Illa Allah
La Ilaha Illa Hu
La Ilaha Illa Anta
Wa Ilahukum Ilahun Wahid
La Ilaha Illa Hu Arrahman Nurrahim
Bismillah
Bismillah Hir Rahmanir Rahim
Ar-Rahman
Allahur-Rahmanur Rahim
Al Hayyu Al Qayyum
Ar-Rahmanur Rahimul Hayyul Qayyum
Ya Arhamar-Rahimin
Ya Hayyu Ya Qayyum
Ya Badi’as-Samawatiwal-Ardhz
Badi’us-Samawatiwal-Ardhz Dzul-Jalali wal Ikram
Al-Hannan Al-Mannan Badi’us-Samawatiwal-Ardhz Dzul-Jalali wal Ikram
Dzul-Jalali Wal Ikram
Malikul Mulk
Ya Malikal Mulk
Ya Dzal-Jalali Wal-Ikram
Ya Halim Ya A’lim Ya ‘Aliy Ya’Azim
Al ‘Aliyul ‘Azimul Halimul ‘Alim
Allahu La Ilaha Illa Hu
Allahu La Ilaha Illa Huwal Hayyul Qayyum
Al Hannan
Al Mannan
Ya Hannan Ya Mannan
Al Ahad
As Samad
As Sari’
Al Wahhab
Al Wadud
Al Mani’
Al Ghaffar
Al-Qarib
As-Sami’
Al-Basir
Al-Haqq
Al-Latif
Al-Muhyi Al Mumit
Ya Zahir
Arhamur-Rahimin
Allahu Hamidun Qahhar
Khairul Waritsin
Hasbunallahu Wani’mal Wakil
La Ilaha Illa Antal Ahadus Samadillazi Lam Yalid Walam Yulad Walam Yakunlahu Kufuwan Ahad
Tarkul Ma’asi
Sami’ud-du’a
Salamun Qaulam Mir Rabbir Rahim
Lailaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minaz-Zalimin
Huwallah Allah Allahullazi La Ilaha Illa Huwa Rabbul ‘Arshil ‘Azim
Alif Lam Mim
Ha Mim
Ta Sin
Nun
Alif Ha Ra Ta Kaf Lam Mim Nun Sin ‘Ain Qaf Sad Ha Ya
Kaf Ha Ya ‘Ain Sad Ha Mim ‘Ain Sin Qaf
Sahabatku yang Aku sayangi Karena Allah.beberapa izmul a’zam yg diamalkan ulama terdahulu.
ISMUL A’ZAM YANG DI AMALKAN OLEH USTHUM AL-ARIF BILLAH DI ZAMAN NABI SULAIMAN ALAIHI SALAM
YAA HAYYU YA QAYYUM YAA ILAAHANAA WA ILAAHA KULLI SYAI’IN ILAAHAN WAAHIDAN LAA ILAAHA ILLA ANTA.
ARTINYA:
Ya, allah tuhan yang hidup, tuhan yang berdiri sendiri, ya allah tuhan kami,tuhan segala sesuatu, tuhan yang maha esa, tidak ada tuhan yang benar di sembah hanya engkau wahai tuhan kami.
KETERANGAN:
Sebagian riwayat menerangkan bahwa yang memindahkan istana balqis dari negeri saba’ ke dalam kerajaan nabi sulaiman adalah jin ifrit yang bernama ashif bin barkhriya.
Tetapi ada pula terdapat riwayat lain bahwa yang melaksanakan pemindahan istana balqis dari saba’ ke palestina adalah seorang waliyullah Arif billah yang bernama USTHUM yang selalu mengamalkan ismu a’zam tersebut di atas.
ISMUL A’ZAM YANG DI AMALKAN OLEH ALA BIN HADLRAMI
YAA HALIMU YAA ‘ALIMU YAA ‘ALIYYU YAA’ADHIIM
ARTINYA:
Yaa allah tuhan yang maha kasih sayang, tuhan yang maha tahu, maha tinggi dan maha besar.
KETERANGAN:
Terdapat dalam sebuah kitab do’a yang di karang oleh salah seorang ulama besar yang sangat wara’ dan baik budi, yaitu Al-‘alaamah Abi Bakhrin Muhammad Alwaliid. Suatu keterangan yang sangat menarik hati, antara lain seperti yang tersebut di bawah ini:
Muthrib ibnu ‘Abdullah ibnu Mash’ab Al-madahi menerangkan: bahwa dia pada suatu hari datang berkunjung kerumah khalifah Amirul mukminin Al-mansuur. Muthrib menampak wajah khalifah penuh dengan kedukaan, mungkin ada suatu musibah yang menimpa diri beliau.
Khalifah berkata: “ wahai saudaraku muthrib, telah di timpahkan tuhan kepada diriku suatu ujian, yaitu perasaan sedih dan duka dalam masa beberapa hari ini, aku tidak dapat menghilangkannya, berilah aku ucapan-ucapan dan do’a semoga dengan itu tuhan menghilangkan dengan segera “.
Muthrib berkata: “ ya amirul mukminin, Muhammad Bin Tsabit pernah becerita kepadaku bahwa salah seorang penduduk bashrah telah di timpa musibah menderita sakit telinga beberapa hari lamanya, menyebabkan dia tidak dapat tidur. Hasan bashri berkata kepada si penderita itu: “ bacalah do’a yang di amalkan dan selalu dibaca oleh ‘Ula bin Khadhrami. Ia pernah berada dalam kesempitan, yaitu kehabisan air di tengah-tengah di padang pasir. Dan pernah ia hendak menyebrangi laut Bahrain bersama kudanya ketika dalam peperangan, sedang kapal alat menyebrang tidak ada, dan ketika itu ia bersama dengan Abi hurairah.
Khlifah berkata: “ teruskanlah ceritamu itu hai muthrib”.
Muthrib meneruskan dengan berkata: “ ketika ‘Ula bin Khadrami sedang dalam perjalanan di tengah-tengah padang pasir, ia kehabisan air, hampir saja ia binasa kehausan. Lalu ia sembahyang dua rakaat kemudian di bacanya beberapakali do’a tersebut di atas yng memang sudah menjadi bacan dan amalannya beberapa lama sebelum itu.
Tidak lama kemudian awanpun mendung dan mencurahlah air hujan dari langit sangat lebatnya.
Muthrib melanjutkan ceritanya, begitu juga ketika ‘Ula bin khadhrami pada sutu kali peristiwa hendak menyebrangi laut Bahrain bersama kudanya sedang alat penyebrangan tidak ada. Ia sembahyang dua rakaat, kemudian membaca do’a tersebut di atas beberapa kali. Ia mengendarai kudanya dan dengan tidak ragu-ragu lalu menyebrangi laut yang luas itu dengan tidak terkena basah dan selamat sampai ke seberang.
Khalifah mendengar cerita ini sangat tertarik lalu bertanya: “ Bagaimana laki-laki yang menderita sakit telinga tadi?”
Muthrib menjawab: “ lelaki itu membaca dan mengamalkan terus menerus dengan tidak henti-hentinya dengan penuh pengharapan semoga kiranya tuhan menyembuhkan penyakit itu. Maka pada suatu hari terasa oleh lelaki itu seolah olah ada sesuatu yang keluar dari dalam telinganya. Kemudian terbang, dan dia merasa sembuh dari penyakitnya”.
Adapun khalifah setelah mendengar cerita itu lalu meminta diri kepada muthrib masuk ke kamar ibadahnya. Tidak beberapa lama kemudian khalifah keluar dengan muka tersenyum dan wajah gembira, lalu berkata: “ hai muthrib, tuhan telah menghilangkan kedukaanku dengan do’a ‘Ula bin khadhrami itu “.
Kemudian khalifah meminta kepada pelayan istana supaya di siapkan makanan dan minuman untuk di santap bersama dengan muthrib sebagai ucapan syukur kepada tuhan dengan lenyapnya musibah kedukaan yang di derita khalifah beberapa hari lamanya.
ISMUL A’ZAM YANG DI AMALKAN OLEH MUSA AL-KADHIM IBNU JA’FAR S-SHADIQ
YAA SAMI’A KULLI SHOUTIN, WA YAA SAABIQA KULLI FAUTIN, WA YAA KASIYAL IDHAAMI LAHMAN WA MUNSYI RAHAA BA’DAL MAUTI, AS ALUKA BI ASMAA-IKAL ‘IDHAAMI WA BI-ISMIKAL AKBARIL MAKHZUUNI MAKNUUNIL LADZII LAM YATHTHALI’ ‘ALAIHI AHADUN MINAL MAKHLUUQIINA. YAA HALIMAN DZAA ANAATIN LAA YUQADDARU ‘ALAA ANAATIHII, YAADZAL MA’RUUFIL-LADZII LAA YANQATHI’U MA’RUUFUHU ABADAN WALAA TUHSHAA LAHUU ‘ABADAN FARRIJ ‘ANNII.
ARTINYA:
Ya allah tuhan yang mendengar setiap suara, ya allah tuhan yang mendahului setiap yang berlalu, ya alah tuhan yang membalut tulang dengan daging kemudian memisahkannya setelah mati, aku meminta dengan nama mu yang maha agung yang tersembunyi dan tersimpan tidak di ketahui oleh seorang makhluk pun. Ya allah tuhan yang maha kasih sayang, tidak terbatas kasih sayangmu, ya allah tuhan yang mempunyai kebaikan, tidak terputus kebaikanmu selama-lamanya dan tidak terhitung banyaknya. Semoga kiranya engkau selamatkan aku.
KETERANGAN:
Pada suatu peristiwa, khalifah Al-Rasyid telah menahan seorang ulama besar bernama Musa Al-Kazim bin Ja’far Shadiq pada suatu tempat tahanan karena ada terdengar fatwanya di masyarakat yang sifatnya tidak menyetujui tindakan khalifah dalam beberapa hal. Tetapi anehnya dalam waktu tidak beberapa lama kemudian khalifah memanggil penjaga pintu tahanan agar Musa Al-Kazim segera di keluarkan dan di beri hadiah sebesar 30.000 dirham.
Penjaga pintu bertanya kepada khalifah: “ Apakah sebabnya wahai amirul mukminin maka demikian?”.
Khalifah menjawab: “ Malam tadi ketika aku sedang tidur, aku bermimpi seorang lelaki dengan pisau terhunus datang kepadaku dan berkata ‘lepaskan musa Al-Kazim, dia di fitnah dan di dzalim. Jika tidak saya akan menikam-mu dengan pisau ini’. Saya merasa seram terhadap mimpi ini. Lepaskanlah dia”.
Dengan segera penjaga pintu itu pergi ke tempat tahanan dimana Musa Al-Kazim di tahan. Pintu tahanan segera di buka dan di persilahkan beliau keluar.
Di saat itu penjaga pintu menerangkan kepada Musa Al-Kazim tentang mimpi yang terjadi diri khalifah.
Musa Al-Kazim berkata: “ saya selama dalam tahana dan bermimpi berjumpa dengan rasulullah s.a.w. lalu beliau mengajarkan kepadaku kalimat ismul a’zam. Rasululah berkata: ‘bacalah kalimat itu (do’a tersebut di atas), allah akan memelihara kamu. Kalimat-kalimat itu lalu saya baca dan saya amalkan selama dalam tahanan ini.
ISMUL A’ZAM MENURUT PENDAPAT IMAM AL-GHAZALI
WA ILAHUKUM ILAAHUN WAHIDUN LAA ILAAHA ILLA, HUWAR RAHMAANURRAHIM. ALIF LAAM MIIM. ALLAHU LAA ILAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUM. ALLAHUMMA INNI AS ALUKA BI ANNII ASYHADUANNAKA ANTALLAAHU LAA ILAAHA ILLA ANTAL AHADU SHSHAMADU LAM YALID WALAM YUULAD WALAM YAKUN LAHUU KUFUAN AHAD.
ARTINYA:
Dan tuhan kamu adalah tuhan yang satu. Tidak ada tuhan yang patut di sembah hanya dia (allah) yang maha pengasih dan penyayang. Alif laam miim ( hanya allah yang mengetahui maksudnya) allah, dialah tuhan yang muthlaq di sembah, tidak ada tuhan selainnya, hanya dia yang maha hidup dan berdiri sendiri. Aku meminta kepadamu yaa allah, bahwa aku menyaksikan tidak ada tuhan yang patut di sembah hanya engkau yang maha Esa, engkau tempatku meminta, engkau tidak di lahirkan dan tidak melahirkan, dan tidak ada siapa juga yang menyekutui engkau.
KETERANGAN:
Imam Abi Hamid Al-Ghazali menerangkan dalam kitabnya Al-Maqshadul Asna Syarhi Asmaa Illahil Husna.
Sebuah warid menerangkan, rasulullah s.a.w. berkata: “ ismul a’zam terdapat dalam dua buah ayat. Pertama ayat “ wa ilaa hukum ” sampai akhir ( surah Ar-rahim ), dan ke dua ayat permulaan surah ali imran,yaitu “ alif laam miim “ sampai akhir (surah Al-Qayyum).
Selain itu imam Ghazali menerangkan: ada sebuah hadits menerangkan bahwa pada sutu peristiwa rasulullah s.a.w. mendengar seseorang yang mengucapkan do’a yang tersebut di atas, lalu Rasulullah s.a.w. berkata: demi diriku yang di jadikan tuhan, sesungguhnya dia berdo’a dengan ismul a’zam. Apabila meminta dengannya niscaya di beri tuhan dan apabila berdo’a dengannya niscaya di perkenankan tuhan.
Asmaul A’zham Al Husna.
Barangsiapa membiasakan dirinya sebelum berdoa untuk mengawali dengan berdoa/mengucap Asmaul A’zham ini maka akan mempermudah/mempercepat terkabulnya do’a kita..
1. يقول يا ارحم الراحمين
YAA ARHAMAR ROOHIMIIN.
Artinya : Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang.
ن لله تعالى ملكا موكلا بمن يقول يا ارحم الراحمين فمن قالها ثلاثا قال له الملك ان ارحم الراحمين قد أقبل عليك فسل.
Dari Abu Umamah ra., Nabi Muhammad saww. bersabda: Inna lillaahi ta’aalaa malakan muwakkalan biman yaqulu yaa arhamar roohimiina faman qoolahaa tsalaatsan qoola lahul malaku inna arhamar roohimiina qod aqbala ‘alaika, fasal.
Artinya : Sesungguhnya Allah swt. itu mempunyai seorang Malaikat yang ditugaskan kepada orang yang berkata “YAA ARHAMAR ROOHIMIIN” (wahai Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang), barangsiapa yang mengatakan perkataan itu tiga kali, maka malaikat itu berkata kepadanya, sesungguhnya Allah yang Maha Pengasih Lagi Penyayang telah menerima pujianmu, Maka bermohonlah.”. (HR. Al Hakim)
2. يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ
YAA HAYYU YAA QAYYUUM.
Artinya : Wahai Dzat Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).
حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ يَحْيَى بْنُ الْمُغِيرَةِ الْمَخْزُومِيُّ الْمَدِينِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْفَضْلِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَهَمَّهُ الْأَمْرُ رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَإِذَا اجْتَهَدَ فِي الدُّعَاءِ قَالَ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ
Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Yahya bin Al Mughirah Al Makhzumi Al Madini serta lebih dari satu orang, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik dari Ibrahim bin Al Fadhl dari Al Maqburi dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila merasa gundah karena suatu perkara maka beliau mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan: “SUBHAANALLAHIL ‘AZHIIMI” (Maha Suci Allah yang Maha Agung). Dan apabila bersungguh-sungguh dalam berdoa beliau mengucapkan: “YAA HAYYU YAA QAYYUUM” (Wahai Dzat Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib. (HR. At Tirmidzi No.3358)
3. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNII ASYHADU ANNAKA ANTALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANTAl AHADUSH SHAMAD, ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD.
Artinya : Ya Allah, aku memohon kepadaMu dengan bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, Tempat bergantung, Yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, dan tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya.
حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِمْرَانَ الثَّعْلَبِيُّ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو وَهُوَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ قَالَ فَقَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى قَالَ زَيْدٌ فَذَكَرْتُهُ لِزُهَيْرِ بْنِ مُعَاوِيَةَ بَعْدَ ذَلِكَ بِسِنِينَ فَقَالَ حَدَّثَنِي أَبُو إِسْحَقَ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ قَالَ زَيْدٌ ثُمَّ ذَكَرْتُهُ لِسُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ فَحَدَّثَنِي عَنْ مَالِكٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَرَوَى شَرِيكٌ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ وَإِنَّمَا أَخَذَهُ أَبُو إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ
Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Muhammad bin Imran Ats Tsa’labi Al Kufi telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab dari Malik bin Mighwal dari Abdullah bin Buraidah Al Aslami dari ayahnya, ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar orang yang berdoa dengan mengatakan; ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNII ASYHADU ANNAKA ANTALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, Al AHADUSH SHAMAD, ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD (Ya Allah, aku memohon kepadaMu dengan bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, Tempat bergantung, Yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, dan tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya). Kemudian beliau mengatakan: “Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, sungguh ia telah meminta dengan namaNya yang paling agung, yang apabila Dia dimintai suatu doa maka Dia akan mengabulkan dan apabila diminta dengannya maka Dia akan memberi.” Zaid berkata; kemudian aku menyebutkannya kepada Zuhair bin Mu’awiyah beberapa tahun setelah itu. Kemudian ia berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Malik bin Mighawal, Zaid berkata; kemudian aku menyebutkannya kepada Sufyan Ats Tsauri kemudian ia menceritakan kepadaku dari Malik. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib, dan Syarik meriwayatkan hadits ini dari Abu Ishaq dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, dan sesungguhnya Abu Ishaq Al Hamdani mengambilnya dari Malik bin Mighwal. (HR. At Tirmidzi No.3397, Abudaud No.1276, Ahmad No.21963)
4. يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM.
Artinya : Wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.
وَبِإِسْنَادِهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلِظُّوا بِيَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ عَنْ أَنَسٍ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ
Dan dengan sanadnya (Yaitu; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim Al Muktib telah menceritakan kepada kami Abu Badr Syuja’ bin Al Walid dari Ar Ruhail bin Mu’awiyah saudara Zuhair bin Mu’awiyah, dari Ar Raqasyi dari Anas bin Malik), ia mengatakan; Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam bersabda: “Tetaplah berdoa dengan mengucapkan; YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM.” (Wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan) Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib. Dan hadits ini telah diriwayatkan dari Anas dari selain jalur ini. (HR. At Tirmidzi No.3447, 3448 dan 3450)
5. اللَّهُمَّ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
ALLAAHUMMA LAA ILAAHA ILLAA ANTA Al MANNAAN, BADII’US SAMAAWAATI WAL ARDHI DZAL JALAALI WAL IKRAAM.
Artinya : Ya Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Memberi, Pencipta langit dan bumi, Dzat Yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي الثَّلْجِ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَغْدَادَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ صَاحِبُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ زَرْبِيٍّ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ وَثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْجِدَ وَرَجُلٌ قَدْ صَلَّى وَهُوَ يَدْعُو وَيَقُولُ فِي دُعَائِهِ اللَّهُمَّ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُونَ بِمَ دَعَا اللَّهَ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ أَنَسٍ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Abu Ats Tsalj yang merupakan penduduk Baghdad berkunyah Abu Abdullah, sahabat Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Zarbi dari Ashim Al Ahwas dan Tsabit dari Anas ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki masjid dan terdapat seorang laki-laki yang melakukan shalat dan berdoa dengan mengucapkan: ALLAAHUMMA LAA ILAAHA ILLAA ANTA Al MANNAAN, BADII’US SAMAAWAATI WAL ARDHI DZAL JALAALI WAL IKRAAM (Ya Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Memberi, Pencipta langit dan bumi, Dzat Yang memiliki keagungan dan kemuliaan). Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tahukah kalian, dengan apakah orang tersebut berdoa kepada Allah? Ia telah berdoa kepada Allah dengan namaNya yang paling agung, yang apabila Dia dimintai doa maka Dia akan mengabulkannya. Dan apabila diminta maka Dia akan memberi.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib dari jalur ini. Dan telah diriwayatkan dari selain jalur ini. (HR. At Tirmidzi No.3467)
6. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ
ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNA LAKAL HAMDU LAA ILAAHA ILLAA ANTAl MANNAANU, BADII’US SAMAAWAATI WAL ARDHI, YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA HAYYU YAA QAYYUUM.
Artinya : ya Allah, aku memohon kepadaMu bahwa bagiMu segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Pemberi, Pencipta langit dan bumi. Wahai Dzat yang memiliki keagungan, serta kemuliaan, wahai Dzat yang Maha Hidup, lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْحَلَبِيُّ حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ خَلِيفَةَ عَنْ حَفْصٍ يَعْنِي ابْنَ أَخِي أَنَسٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا وَرَجُلٌ يُصَلِّي ثُمَّ دَعَا اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى
Telah menceritakan kepada Kami Abdurrahman bin ‘Ubaidullah Al Halabi, telah menceritakan kepada Kami Khalaf bin Khalifah dari Hafsh yaitu anak saudara Anas dari Anas bahwa ia duduk bersama Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam dan terdapat seorang laki-laki yang melakukan shalat, kemudian ia berdoa; ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BIANNA LAKAL HAMDU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, Al MANNAANU, BADII’US SAMAAWAATI WAL ARDHI, YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA HAYYU YAA QAYYUUM (ya Allah, aku memohon kepadaMu bahwa bagiMu segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Pemberi, Pencipta langit dan bumi. Wahai Dzat yang memiliki keagungan, serta kemuliaan, wahai Dzat yang Maha Hidup, lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)). Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh ia telah berdoa kepada Allah dengan namaNya yang agung, yang apabila dipanjatkan doa kepadaNya dengan nama tersebut maka Dia akan mengabulkannya, dan apabila Dia diminta dengan nama tersebut maka Dia akan memberinya.” (HR.Abudaud No.1277)
7. لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ
LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN.
Artinya : Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ مَرَّةً عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ سَعْدٍ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ أَبِيهِ وَقَدْ رَوَى غَيْرُ وَاحِدٍ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ سَعْدٍ وَلَمْ يَذْكُرُوا فِيهِ عَنْ أَبِيهِ وَرَوَى بَعْضُهُمْ وَهُوَ أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ عَنْ يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَقَ فَقَالُوا عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ نَحْوَ رِوَايَةِ ابْنِ يُوسُفَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَعْدٍ وَكَانَ يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَقَ رُبَّمَا ذَكَرَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ عَنْ أَبِيهِ وَرُبَّمَا لَمْ يَذْكُرْهُ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abu Ishaq dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa’d dari ayahnya dari Sa’d ia berkata; Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam bersabda: “Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah; LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” Muhammad bin Yahya berkata; berkata Muhammad bin Yusuf suatu kali dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa’d dari Sa’d dan ia tidak menyebutkan padanya dari ayahnya. Dan hadits ini telah diriwayatkan lebih dari satu orang dari Yunus bin Abu Ishaq dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa’d dari Sa’d dan mereka tidak menyebutkan padanya dari ayahnya. Dan sebagian mereka yaitu Abu Ahmad Az Zubairi telah meriwayatkan dari Yunus bin Abu Ishaq lalu mereka berkata dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa’ad seperti riwayat Ibnu Yusuf dari ayahnya dari Sa’ad. dan terkadang Yunus bin Abu Ishaq menyebutkan dalam hadits ini dari ayahnya, dan terkadang tidak menyebutkannya.(HR. At tirmidzi No.3427)
Tambahan :
Al Habib Abdullah bin Husien Bin Thohir pernah ditanya/diminta oleh seseorang untuk memberikan Asmaul A’zham kepadanya yang bila berdo’a dengan Asma’ul A’zham itu maka do’anya akan langsung/cepat terkabul, lalu Beliau berkata, maukah engkau ku ajarkan amalan yang lebih cepat dari pengabulan dengan menggunakan Asmaul A’zham, lalu beliau berkata, do’akanlah aku (mendoakan orang lain), karena apa yang engkau pinta untukku maka Allah akan mengabulkannya untukmu juga dengan pengabulan yang sangat cepat melebihi dengan Asmaul A’zham..
Ini dalil-dalilnya :
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ صَفْوَانَ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَفْوَانَ وَكَانَتْ تَحْتَهُ الدَّرْدَاءُ قَالَ قَدِمْتُ الشَّامَ فَأَتَيْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فِي مَنْزِلِهِ فَلَمْ أَجِدْهُ وَوَجَدْتُ أُمَّ الدَّرْدَاءِ فَقَالَتْ أَتُرِيدُ الْحَجَّ الْعَامَ فَقُلْتُ نَعَمْ قَالَتْ فَادْعُ اللَّهَ لَنَا بِخَيْرٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ قَالَ فَخَرَجْتُ إِلَى السُّوقِ فَلَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَقَالَ لِي مِثْلَ ذَلِكَ يَرْوِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ وَقَالَ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَفْوَانَ
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami ‘Isa bin Yunus telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Malik bin Abu Sulaiman dari Abu Az Zubair dari Shafwan bin ‘Abdullah bin Shafwan dan riwayat selanjutnya adalah dari Ummu Darda’, dia berkata; “Saya pernah pergi ke Syam dan mengunjungi Abu Darda’ di rumahnya. Namun saya tidak bertemu dengannya, lalu saya pergi menjumpai Ummu Darda’. Setelah itu, Ummu Darda’ bertanya kepada saya; ‘Hai Shafwan, apakah kamu akan pergi haji pada tahun ini? ‘ Saya pun menjawab; ‘Ya.’ Ummu Darda’ berkata; ‘Mohonkanlah kepada Allah kebaikan untuk kami, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Doa seorang muslim untuk saudaranya sesama muslim dari kejauhan tanpa diketahui olehnya akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang telah diutus, dan setiap kali ia berdoa untuk kebaikan, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan ‘Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.’ Shafwan berkata; ‘Setelah itu saya pergi ke pasar dan di sana saya bertemu dengan Abu Darda’. Ternyata ia pun mengatakan seperti itu kepada saya yang diriwayatkannya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan telah menceritakannya kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari ‘Abdul Malik bin Abu Sulaiman melalui sanad ini dengan Hadits yang serupa. dia berkata; dari Shafwan bin ‘Abdullah bin Shafwan. (HR. Muslim No.4914)
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَكَانَتْ تَحْتَهُ أُمُّ الدَّرْدَاءِ فَأَتَاهُمْ فَوَجَدَ أُمَّ الدَّرْدَاءِ فَقَالَتْ لَهُ أَتُرِيدُ الْحَجَّ الْعَامَ فَقَالَ نَعَمْ قَالَتْ فَادْعُ لَنَا بِخَيْرٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ إِنَّ دَعْوَةَ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ مُسْتَجَابَةٌ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ بِهِ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ قَالَ فَخَرَجْتُ إِلَى السُّوقِ فَلَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَحَدَّثَنِي عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ ذَلِكَ
Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdul Malik dari Abu Zubair dari Shafwan bin Abdullah -yang dia menanggung Ummu Darda’, kemudian dia mendatangi mereka- dan mendapati Ummu Darda’, maka Ummu Darda’ berkata kepadanya, “Apakah kamu hendak melaksanakan haji tahun ini?” Dia menjawab, “Ya.” Ummu Darda’ lalu berkata, “Tolong do’akan kebaikan untuk kami, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Sesungguhnya do’anya seorang Muslim kepada saudaranya yang berada di tempat yang jauh adalah dikabulkan, dan di sisikepalanya ada para Malaikat yang ditugaskan kepadanya, setiap kali berdo’a kepada saudaranya dengan kebaikan para Malaikat berkata, ‘Amiin, dan bagimu yang semisalnya’.” Shafwan berkata, “Kemudian aku keluar ke pasar dan bertemu dengan Abu Darda’, lalu ia menceritakan kepadaku tentang hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seperti itu.” (HR. Ahmad No.26279 dana No.20717)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَفْوَانَ قَالَ وَكَانَتْ تَحْتَهُ ابْنَةُ أَبِي الدَّرْدَاءِ فَأَتَاهَا فَوَجَدَ أُمَّ الدَّرْدَاءِ وَلَمْ يَجِدْ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَقَالَتْ لَهُ تُرِيدُ الْحَجَّ الْعَامَ قَالَ نَعَمْ قَالَتْ فَادْعُ اللَّهَ لَنَا بِخَيْرٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ دَعْوَةُ الْمَرْءِ مُسْتَجَابَةٌ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ يُؤَمِّنُ عَلَى دُعَائِهِ كُلَّمَا دَعَا لَهُ بِخَيْرٍ قَالَ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلِهِ قَالَ ثُمَّ خَرَجْتُ إِلَى السُّوقِ فَلَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَحَدَّثَنِي عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ ذَلِكَ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Abdul Malik bin Abu Sulaiman dari Abu Az Zubair dari Shafwan bin Abdullah bin Shafwan -suami dari putri Abu Darda-, ia berkata; “Suatu ketika ia mendatanginya, namun ia hanya mendapati Ummu Darda’ dan tidak mendapati Abu Darda’. Ummu Darda pun berkata; ‘Apakah kamu mau berangkat haji tahun ini? ‘ Shafwan menjawab; ‘Ya’ lalu Ummu Darda berkata; ‘Doakan kebaikan untuk kami, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Doa seseorang untuk saudaranya yang sedang tidak bersamanya adalah mustajab (terkabul). Karena di atas kepalanya terdapat malaikat yang akan mengamini doanya setiap kali ia berdoa untuk kebaikan saudaranya. Malaikat itu akan berucap: ‘Amin, dan untukmu kebaikan yang serupa’. Shafwan berkata; ‘Kemudian aku pergi ke pasar, dan di sana aku bertemu dengan Abu Darda, ia lantas membacakan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang sama kepadaku’. (HR. Ibnumajah No.2886)
Dan masih banyak lagi dalil-dalil dari doa-doa yang hampir sama seperti doa diatas.
SHALAWAT ISMUL A’ZHOM.
Al-Imam As-Sayyid Syekh Muhammad Taqyudien Ad-Damsiq Al Hanbaly R.a
inilah diantara sholawat yang mempunyai banyak fadhilah. Kebesaran dan ke agungan sholawat ini telah banyak dibuktikan oleh para Alim Ulama Shalaf,.Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani sendiri telah mencantumkan Sholawat ini didalam kitab beliau Sa’adatuddara’in. Sholawat inilah yang sering digunakan sebagai wasilah untuk bertemu dengan Nabiyullah Khidir AS.
SHALAWAT ISMUL A’ZHOM ini saya dapatkan/di ijazahkan dari Ayahanda Al Habib Abunawar bin Ahmad Al ‘Aydrus dan juga dari salah satu guru saya Al-Ustadz Ahmad Dasuki bin Dahlan beliu di ijasahkan dari guru beliau.
Sebelum mengamalkan SHALAWAT ISMUL A’ZHOM ini alangkah baiknya agar mengirimkan Al-Fatihah untuk Al-Imam Shohibus sholawat Syaikh Muhammad Taqyudien Ad-Damsiq, dan semua Rijalul Ghoib, dan semua arwah dari golongan mereka yang suci, juga kepada semua para ahli Taubat, dan semua pemimpin mereka. Kepada Nabi Allah Sayyidina Khidhir AS, dan kepada kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW.
inilah SHALAWAT ISMUL A’ZHOM
بسم الله الر حمن الرحيم
اللهم انى اسالك باسمك الاعظم المكتوب من نوروجهك الاعلى الموبدالدائم
الباقى المخلد فى قلب نبيك ورسولك محمد واسالك باسمك الاعظم
الوحد بوحدة الاحد المتعالى عن وحدةالكم والعدد المقدس عن كل احد وبحق بسم
الله الرحمن الرحيم قل هوالله احد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له
كفوا احد ان تصلي على سيدنا محمد سر حياةالوجود والسبب الاعظم لكل
موجود صلاة تثبت فى قلبى الايمان وتحفظنى القران وتفهمنى منه الايات
وتفتح لى بها نورالجنات ونورالنعيم ونورالنظر الى وجهك الكريم وعلى اله
وصحبه وسلم
Allaahumma innii as-aluka bismikal a’zhoomil maktuubi min nuuri wajhikal a’laa al-mu-abbadid-daa-imil baqiil mukholladi fii qolbi nabiyyika wa rosuulika muhammadin. Wa as-aluka bismikal a’zhoomil waahidi biwahdatil ahadil muta’aalii ‘an wahdatil kammi wal’adad. al-muqoddasi ‘an kulli ahaad. wa bihaqqi bismillahirrahmanirrahim. qul huwallahu ahad allahush shamad lam yalid wa lam yuulad walam yakullahu kufuwan ahad. an tusholliya ‘alaa sayyidinaa muhammadin sirri hayatil wujuudi was-sababil a’zhoomi likulli maujuudi sholaatan tu-tsab-bitu fii qolbil iimaani wa tuhaffizhunil qur-aan, wa tufah-himunii minhul ayaati wa taftahuli bihaa nuurol jannati wa nuuron na’iim wa nuuron nazhoori ilaa wajhikal kariimi wa ‘alaa alihi wa shohbihi wa sallim.
artinya :
Ya Allah aku mohon kepadaMu dengan AsmaMu yang Agung, yang tertulis dari cahaya wajahMU yang maha Tinggi dan maha Besar, yang kekal dan abadi, di dalam kalbu Rasul dan NabiMU Muhammad SAW. Aku memohon dengan AsmaMU yang Agung dan Tunggal dengan kesatuan yang manunggal, yang Maha Agung dari kesatuan jumlah, dan maha Suci dari setiap sesuatu, dan dengan hak BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM. QULHUALLAHU AHAD. ALLAHUSH SHOMAD. LAM YALID WALAM YULAD WALAM YAKUL LAHU KUFUWAN AHAD. Semoga Engkau limpahkan shalawat kepada junjungan kami Muhammad SAW, rahasia kehidupan yang ada, sebab terbesar bagi semua yang ada, dengan shalawat yang menetapkan iman dalam dadaku, dan mendorongku agar menghapalkan Alquran, dan memberikan pemahaman padaku akan ayat-ayatnya, membukakan padaku dengannya cahaya surga dan cahaya nikmat, serta cahaya pandangan kepada wajahMu yang Mulia, juga kepada keluarga dan para sahabatnya limpahkan pula salam sejahtera padanya.
Catatan dan cara :
Ini shalawat As-syekh Al-Arif Al-Imam As-sayyidi Muhammad Taqiuddin
Ad-Damsyiq ( Shahib Aqidatul Ghaib wa Thariq Rijalul Ghaib Qodasallahu
Sirrohu wa Nafa`na bihi.Amin ) Tertulis dalam kitab Saadatud Dara`in
karya Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani.Dalam satu risalahnya tentang shalawat
Ismul A’zhom disebutkan faedah tasarruf dengan shalawat ini mengandung
rahasia luar biasa, antara lain :
1. Jika dibaca 100x tiap hari akan mendapatkan kedudukan wali dari Auliya Allah.
2. Apabila dibaca 1000x tiap hari, engkau akan dapat memberi nafkah
secara ghaib.Dengan kata lain bila ada keperluan masukkanlah tanganmu
kedalam satu, maka akan engkau dapatkan yang engkau perlukan.
3. Untuk membinasakan orang zholim, dibaca pada malam sabtu 1000x maka
engkau akan melihat keajaibannya, kebinasaannya.(hati-hati jangan
sembarangan, bisa kena diri sendiri)
4. Untuk mencegah perampok dan musuh yang banyak, ambillah segenggam
tanah dari bawah telapak kaki sebelah kiri, bacakan shalawat ini 7x,
tiupkan pada tanah tersebut ( dijampikan ) dan lemparkan kearah dimana
musuh/perampok berada, akan terjadi kebinasaan pada mereka seketika.
5. Untuk mengembalikan barang hilang dam melunasi hutang, bacalah tiap
hari 7x.Tiap mulai satukali diniatkan pahala yang engkau baca
dihadiahkan keHadratun Rasulullah, keluarganya, sahabatnya, serta pada
Rijalul Ghaib dan Ashaabun Naubah dan kepada pemimpin mereka. Dan
berniat bila hajatmu tercapai engkau bersedekah dengan makanan dan
pahalanya untuk mereka. Atau kau dapat memberi makan orang miskin
sebagai terima kasih kepada Allah karena barokah merekalah dan
shalawat ini sehingga hajatmu tercapai.Insya Allah.
6. Untuk sakit kepala, demam, sakit mata, migran ( sakit kepala
sebelah ) dibacakan pada air mawar 7x dan diminumkan pada
sisakit.Insya Allah sembuh!
7. Untuk melancarkan air susu bagi manusia atau hewan ternak, ambil
air dari mata air (sumur) baca shalawat ini 7x diusapkan pada
teteknya dan diminum, maka air susunya akan banyak.Insya Allah.
8. Untuk kencing tersumbat (kencing batu) dan wanita yang akan
melahirkan (susah melahirkan) dibacakan seperti diatas.
9. Untuk sesak nafas, medu, rasa takut, sering mimpi yang tidak
enak/menakutkan, masuk angin, sakit dada, TBC, sulit tidur bikinlah
air jampian seperti tadi dan dikerjakan/diminum MALAM HARI.
10. Dibaca untuk perempuan/laki-laki agar cepat menemukan jodohnya,
dibikin air diminumkan pasti banyak yang menyukainya dan cepat
menemukan jodohnya.
11. Bila didawamkan/rutin dibaca 100x setiap hari selama 40 hari,
engkau akan menjadi seorang Arif mungkin Kasyaf.
12. Untuk wanita yang menginginkan anak/mandul dibaca diair seperti
diatas pada MALAM JUM`AT dan diminumkan kemudian dicampur oleh
suaminya pada malam itu juga, insya Allah dia akan hamil.
Cara pengamalan sholawat ini :
Sholawat ini termasuk salah satu sholawat yang mempunyai asror yang
luar biasa. Ijazah yang ada pada kami adalah dibaca 1 kali setiap
ba’da sholat fardhu atau 3 kali setiap shubuh dan maghrib. Jika
mempunyai hajat dibaca 100 kali. Sebaiknya malam jum`at. Sholawat ini
termasuk sholawat yang Multifungsi dengan kata lain dapat digunakan
untuk niat apa saja.
Cara mengirimkan/menghadiahkan alfatihah untuk pengarang shalawat tersebut :
Ilaa hadrotin Nabiyyil Mushthofa Rasuulillaahi shallallaahu ‘alaihi wasallama wa aalihi wa ashhaabihi wa ilaa hadroti rijaalil ghoibin naubati wa ilaa rotibsihim wa ilaa man ajazani wa ilaa hadrotil imaamil ‘aarifi billahi Asy Syaikh Muhammad taqiyyiddimasyqiy Al Hanbaliy radhallahu anhum alafatihah.. baca alfatihah 7x
wallahu a’lam. hanya Allah dan Rosulnya yang tahu pasti rahasia izmul a’zamNYA…
ALLAHU AKBARR…..
semoga bermanfaat.